Senin, 10 Oktober 2011

penginderaan jauh

   PENGINDERAAN JAUH (REMOTE SENSING) 

I.       Pengertian
a.    Menurut Wilson and Buffon.
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu, seni dan tehnologi untuk memperoleh suatu informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan menggunakan alat. Informasi yang diperoleh dilakukan tanpa melalui kontak langsung dengan obyek, area dan gejala tersebut.
b.    Menurut lungdgren.
Penginderaan jauh merupakan tehnik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi.

II.    Stasiun Penginderaan Jauh
a.       Cijantung , Pekayon ( Jakarta Timur )
b.       Pare-Pare ( Sulawesi Selatan )

III. Komponen Penginderaan Jauh
Dalam penginderaan jauh, terdapat berbagai komponen, antara lain :
 a.    Sumber Tenaga.
Dalam penginderaan jauh, ada dua alternatif tenaga. Kita dapat menggunakan tenaga yang bersifat alamiah , misalnya sinar matahari atau sinar bulan. Tenaga semacam itu dinamakan sistem pasif. Para ahli paling sering menggunakan tenaga ini, karena murah juga menghasilkan citra yang sangat baik. Jika kita menggunakan sinar buatan atau enargi lain, maka proses tersebut dinamakan sistem aktif.

SISTEM PASIF
SISTEM AKTIF
o   Sumber cahayanya sinar matahar
o   Menggunakan gelombang makro
o   Dalam memahami penginderaan jauh menggunakan pantulan sinar matahari
o   Hanya dapat beroperasi pada siang hari pada cuaca cerah
o   Dengan menggunakan tenaga thermal dan cuaca cerah dapat beroperasi pada siang dan malam hari
o   Sumber cahayanya menggunakan sinar buatan  misalnya  : Lidar dan Radar
o   Menggunakan gelombang mikro
o   Dapat beroperasi pada cuaca berawan.
Keterangan :
ü  Lidar ( Light Detecting and Ranging ) adalah mendeteksi dan menentukan jarak obyek dengan menggunakan spektrum tampak  (sinar).
ü  Radar (Radio Detecting and Ranging) adalah mendeteksi dan menentukan jarak suatu obyek dengan menggunakan spektrum gelombang mikro

b.    Atmosfer.
Disamping matahari sebagai penyedia sumber tenaga./sinar, atmosfer yang menyelubungi bumi juga besar pengaruhnya terhadap hasil pengideraan jauh. Hal ini dikarenakan di dalam admosfer, sinar atau tenaga yang datang dari matahari mengalami proses hamburan atau serapan. Hamburan dan serapan ini sangat mempengaruhi jumlah sinar atau spektrum cahaya untuk sampai ke sensor.
Jenis hamburan yang diketahui misalnya :
1)      Hamburan rayleigh
Adalah hamburan yang terjadi jika garis tengah partikel di atmosfer lebih kecil dari panjang gelombang yang di indera.
Ciri - ciri  hamburan rayleigh :
·         Terjadi pada ketinggian antara 4500 – 9000 meter
·         Terjadi pada gelombang pendek, cuaca cerah, dan mengandung gas nitrogen dan oksigen.
Pada hamburan rayleigh saluran warna biru lebih besar atau lebih dominan daripada saluran hijau dan merah. Untuk mendapatkan foto udara yang bagus maka harus dipasang filter kuning yang fungsinya untuk menghalangi saluran biru masuk ke kamera.
2). Hamburan mie
Adalah hamburan yang terjadi jika garis tengah partikel atmosfer sama dengan panjang gelombang yang di indera.
Ciri-ciri hamburan mie :
·         Terjadi pada cuaca berwarna
·         Terjadi pada gelombang panjang
·         Terjadi pada ketinggian kurang dari 4500 meter.
3).  Hamburan Non Selektif
Adalah hamburan yang terjadi jika garis tengah partikel di atmosfer lebih besar dari panjang gelombang spektrum tampak.
Ciri-ciri hamburan mie :
·         Tidak tergantung pada panjang gelombang
·         Tidak terjadi pada spektrum tampak dan spektrum inframerah

c.    Interaksi antara sumber tenaga dengan obyek.
Setelah sinar/tenaga yang berasal dari matahari tadi sampai ke bumi, terjadilah interkasi antara obyek dangan sumber tenaga tersebut. Reaksi yang terjadi, sumber tenaga tersebut akan dipantulkan atau diserap tergantung pada jenis obyeknya. Bahkan ada obyek yang dapat memancarkan sendiri spektrum./tenaga untuk di tangkap sensor. Interaksi antara tenaga dan objek dapat terlihat dari rona (gelap cerah objek ) yang dihasilkan. Objek yang mempunyai daya pantul yang tinggi akan terlihat cerah pada citram sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contohnya batu gamping terlihat cerah karena daya pantulnya tinggi, sedangkan granit terlihat gelap karena daya pantulnya lebih rendah.
d.   Sensor.
Sensor adalah alat yang digunakan untuk menangkap tenaga/spektrum yang berasal dari obyek penginderaan jauh. Spektrum yang ditangkap dapat berasal dari pantulan atau pancaran tenaga dari obyek. Setiap sensor mempunyai kemampuan/ kepekaan tertentu dalam menagkap spektrum yang ada.
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 yaitu :
1)      Sensor fotografik, yaitu sensor yang berupa kamera. Kamera tersebut menggunakan spektrum visibel/tampak mata sehingga dapat menghasilkan citra foto.
2)      Sensor elektronik, yaitu sensor yang menggunakan tenaga elektronik dalam bentuk sinyal. Sinyal ini bekerja pada spektrum yang lebih luas yaitu dari panjang gelombang sinar X hingga gelombang radio dan gelombang mikro.

SENSOR FOTOGRAFIK
SENSOR ELEKTRONIK
o   Kamera foto di pasang pada pesawat udara atau satelit
o   Hasilnya berupa foto udara atau foto satelit
o        Proses perekamannya berlangsung dengan cara kimiawi
o   Tenaga elektromagnetik direkam pada lapisan emulsi film
o   Hanya peka spektrum tampak
o        Kepekaanya meliputi spektrum inframerah thermal dan spektrum gelombang mikro
o   Pemrosesannya menggunakan komputer
o   Alatnya bekerja secara elektrik
o   Hasilnya disebut Citra Penginderaan Jauh
o   Menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik
o   Alat perekamannya berupa pita magnetik.

            Menurut Lilesand dan Kiefer  keuntungan sensor fotografik antara lain :
o   Caranya sederhana
o   Biayanya murah
o   Resolusi spasialnya baik
      Pada sensor fotografik resolusi spasialnya baik dipengaruhi oleh terbangnya pesawat terbang lebih rendah bila dibandingkan dengan satelit, sehingga skala foto udara lebih besar daripada skala citra satelit.
o   Integritas geometriknya baik
            Kuntungan sensor elektronik  antara lain :
o   Resolusi spektralnya baik
o   Perbedaan karakteristik obyek yang diamati lebih jelas
o   Analisis dan interpretasinya lebih cepat
Berdasarkan alat pemancar yang digunakan sensor di bagi menjadi :
1).  Sensor aktif
Adalah sensor yang dilengkapi dengan alat pemancar dan alat penerima pantulan gelombang.
            2).  Sensor pasif
                   Adalah sensor yang hanya dilengkapi dengan alat penerima pantulan gelombang.
Dalam INDERAJA terdapat 4 jenis resolusi yaitu :
1). Resolusi spasial     :  kemampuan sensor untuk merekam data  terkecil dari suatu obyek di permukaan bumi.
2).  Resolusi spektral  : berkaitan dengan kerincian spektrum elektromagnetik yang digunakan di dalam sistem penginderaan jauh.
3).  Resolusi temporal : frekuensi perekaman ulang bagi daerah yang sama
4). Resolusi radiometrik : kepekaan suatu sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal.
e.    Data hasil pengideraan jauh.
Hasil yang diperoleh dari keluaran sensor. Hasil keluaran sensor ada dua macam, yaitu data digital yang harus diolah dahulu dengan komputer dan data visual yang bisa langsung dilihat dengan mata manusia.
Data visual ada dua yaitu data citra dan data non citra yang bisa berwujud tabel, grafik dan lain sebagainya.
f.     Citra.
Citra adalah gambar yang tampak melalui lensa kamera. Benda yang tergambar pada citra dikenali berdasarkan hasil rekaman.
Secara umum citra dapat dibagi 2 , yaitu :
1)      Citra foto
Yaitu foto yang diambil dari atas dengan menggunakan wahana-wahan dirgantara dengan mengunakan kamera sebagai sensor. Alat ini menggunakan spektrum tampak mata dan perluasannya.
v  Berdasarkan spektrum elektromagnetik
a). Foto ultraviolet  adalah citra yang dibuat dengan menggunakan spektrum sinar ultraviolet (0,1 – 0,4 mikrometer).
b). Foto Ortokromatik adalah citra foto yang dibuat menggunakan spektrum sinar tampak mulai warna biru sampai sebagian warna hijau. (0,4 - 0,56 mikrometer).
c). Foto pankromatik, adalah foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna merah sampai ungu. Jadi foto yang dihasilkan sesuai dengan warna aslinya. (0,4 – 0,7 mikrometer)
d). Foto inframerah asli, adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat. (0,7 – 1,5 mikrometer)
e). Foto infra merah modifikasi, adalah foto yang dibuat dengan menggunakan inframerah dan sebagian spektrum tampak mata.
v  Posisi sumbu kamera.
a). Foto udara tegak  (vertical aerial fotograph), dibuat dengan sumbu kamera tegak  lurus dengan obyek pengambilan gambar.
b). Foto udara condong (oblique aerial fotograph), dibuat dengan menggunakan sumbu kamera membentuk sudut miring terhadap garis bumi. Dapat dibedakan menjadi :
- Citra foto sangat condong (High oblique photograph), pada foto yang dihasilkan tampak cakrawala ikut terekam.
-    Citra foto agak condong (Low oblique photograph), pada foto yang dihasilkan cakrawala tidak ikut terekam
v  Jenis kamera yang digunakan.
a).  Foto tunggal, foto yang dibuat dengan menggunakan satu kamera.
b).  Foto jamak, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan lebih dari satu kamera.
Foto jamak dapat dibedakan menjadi :
- Multi kamera, cara pengambilan gambar dengan menggunakan banyak
  kamera tapi diarahkan pada satu obyek.
-    Multi lensa, adalah cara pengambilan gambar dengan satu kamera tapi kamera tersebut mempunyai lebih dari satu lensa.
-    Kamera tunggal dengan multi filter, adalah kamera berlensa tunggal tapi menggunakan bermacam-macam pengurai warna (filter)
v  Warna citra foto yang dihasilkan.
a). Foto berwarna asli, warna yang dihasilkan citra sama dengan warna obyek. Misalnya hutan yang diambil fotonya, foto yang dihasilkan juga berwarna hijau.
b).  Foto berwarna tidak asli, warna obyek tidak sama dengan warna foto, biasanya pemotratan menggunakan sinar infra merah. Misalnya hutan yang diambil fotonya, maka semakin lebat hutan, semakin merah warnanya.
c).  Foto hitam putih, warna foto yang dihasilkan hanya berwarna hitam atau putih.
v  Wahan yang di gunakan
 a).  Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat udara
 b).  Foto satelit (foto orbital) adalah foto yang dibuat dari satelit
2)      Citra non foto, yaitu citra yang dihasilkan dengan menggunakan alat selain kamera. Alat lain tersebut misalnya scanner, radar, gelombang radiao, dal lain-lain. Citra non foto dapat dibedakan menjadi :
v  berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, meliputi :
 a). Citra inframerah termal, dibuat berdasarkan perbedaan suhu obyek dan daya pancarnya.
 b).  Citra radar, merupakan hasil penginderaan jauh sistem aktif karena tenaga yang digunakan dibuat oleh manusia berupa gelombang radio yangdipancarkan.
 c).  Citra gelombang mikro, dibuat dengan spektrum gelombang mikro.
v  Berdasarkan sensor yang digunakan, dibedakan menjadi :
 a).  Citra tunggal, dibuat dengan menggunakan sensor tunggal.
b).  Citra multi spektral, dibuat dengan menggunakan sensor lebih dari satu/jamak.
v  Berdasarkan wahana/kendaraan yang digunakan, dibedakan menjadi :
a)       Citra dirgantara (air bone image) adalah citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di dalam admosfer. Contohnya citra inframerah thermal, citra Radar, citra MSS, citra RBV
b)      Citra satelit, adalah citra yang dibuat di luar angkasa dengan menggunakan
       satelit.

                                     PERBEDAAN CITRA FOTO DAN NON FOTO

Pembeda

Citra foto
Citra non foto
o   Sensor

o    Detektor

o    Proses perekaman
o    Mekanisme perekaman
o    Spektrum elektromagneik
o   Kamera

o   Film

o   Kimiawi
o   Serentak

o   Spektrum tampak dan perluasannya


o   Non kamera, mendasarkan pada penyiaman (scanning)
o   Pita magnetik, termistor, foto konduktif, foto voltaik
o   Elektronik
o   Parsial

o   Spektrum tampak dan perluasannya, thermal, dan gelmbang mikro.

II.    Interpretasi Citra Foto Udara.
Foto udara yang telah dihasilkan melalui proses pemotratan atau proses scanning, tidak dapat langsung digunakan. Foto yang dihasilkan harus melalui proses interpretasi dahulu agar data citra yang dihasilkan dapat digunakan dan akurat. Pekerjaan interpretasi citra bukan pekerjaan yang mudah, perlu ketrampilan khusus untuk menangani pekerjan tersebut.
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi faliditas data yang dihasilkan, yaitu :
a.    Alat pengamatan citra.
Alat yang dipergunakan untuk mengamati citra dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
o    alat pengamatan non stereoskopik, alat ini dapat berupa alat yang sangat sederhana berupa lensa pembesar sampai alat yang canggih dan rumit.
o    Alat pengamatan steoroskopis, berupa strereoskop yang dapat menghasilkan gambar tiga demensi atas citra yang bertampalan.
b.     Unsur interpretasi citra.
Ada beberapa unsur interpretasi citra foto udara, antara lain :
o    Rona dan  warna.
Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra. Warna adalah ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit. Rona foto dapat diukur dengan 2 cara :
a).  Cara relative. Dengan hanya menggunakan mata biasa, pengukuran dibatasi atas lima tingkatan rona yaitu putih, kelabu putih, kelabu, kelabu hitam dan hitam.
b).  Cara kuantitatif. Dengan mempergunakan alat (densitometer), pengukuran dapt dilakukan dengan lebih pasti dan dengan tingkat perbedaan rona yang lebih banyak.

Perbedaan rona dan warna
o   Rona hanya menyajikan tingkat kegelapan dalam ujud hitam putih
o   Warna menunjukan tingkat kegelapan yang lebih beraneka, misalnya tingkat kegelapan di dalam warna biru, hijau, kuning dan jingga.

o    Ukuran
Hal-hal ayng dapat diukur pada saat interpretasi citra antara lain adalah jarak, luas, tinggi dan volume. Ukuran juga berkaitan dengan skala foto.

o    Bentuk
Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka dari suatu obyek. Ada dua istilah dalam bahasa Inggris yang dapat berarti bentuk, yaitu shape dan form.
a)          Shape, merupakan bentuk luar dari suatu obyek atau bentuk umum. Misalnya bentuk bulat, persegi panjang, kotak dan lain-lain.
a)          Form, merupakan bentuk susunan yang lebih detail atau berstruktur lebih rinci. Misalnya bentuk kepulauan Indonesia memanjang yang terdiri dari kepulauan.
o    Tekstur
Terstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra, biasanya tekstur dinyatakan dengan kata “kasar”, “sedang” atau “halus”.
Contoh pengenalan obyek menggunakan unsur tekstur antara lain :
a)      Hutan bertekstur kasar, belukar bertestur sedang dan padang rumput bertekstur halus.
b)      Pekarangan bertekstur kasar, tanaman tebu bertekstur sedang dan tanaman padi bertekstur halus.
o    Pola
Pola adalah hubungan susunan keruangan suatu obyek. Pola yang nampak dapat berupa buatan manusia atau bersifat alamiah.
Contoh pengenalan obyek melalui pola, antara lain ;
a)      pola aliran sungai dapat menentukan struktur geologi, jenis tanah atau litologi batuan.
b)      Pola pemukaman di daerah transmigrasi sering mudah diamati karena polanya teratur.
o    Bayangan.
Di dalam kegiatan pemotretan dari udara, kadang tidak seluruh obyek yang akan diambil gambarnya akan tampak pada lensa kamera. Hal ini karena adanya penghalang yang berada diantara lensa dengan obyek.
o    Situs
Situs atau lokasi obyek adalah tempat kedudukan atau letak suatu obyek yang dipotret dalam hubungannya dengan obyek lain. situs sangat membantu dalam mengenali suatu obyek.
o    Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyak yang lainnya. Dengan kata lain suatu obyek dapat diidentifikasi karena obyek tersebut berdekatan dengan obyek yang lain.
o    Konfergensi bukti
Konfergensi bukti adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya makin sempit mengarah pada suatu kesimpulan.
Misalnya ketika kita akan mengidentifikasi tanaman sagu.

 Di dalam interpretasi citra terdapat langkah-langkah yaitu :
1).  Deteksi
       Adalah pengamatan atas adanya suatu obyek atau upaya untuk mengetahui benda dan gejala disekitar kita dengan menggunakan sensor dengan cara mengkaji hasil rekaan dari foto udara atau satelit.
2).  Identifikasi
       Adalah upaya mencirikan obyek yang telah di deteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Ada tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra yang terekam oleh sensor :
a)      Ciri spektral.
Adalah ciri sebagai akibat tenaga elektronik yang mengenai sebuah obyek. Ciri spektrla dinyatakan dengan warna dan rona. Rona adalah tingat kehitaman atau keabuan suatu benda. Semakin suatu benda mampu memantulkan tenaga, rona yang dihasilkan semakin cerah.

b).  Ciri spatial
Ciri spatial adalah ciri suatu benda yang beraitan dengan ruang. Ciri spatial meliputi
bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi.
Contoh ciri spatial :
ü  Bentuk     : lapangan sepak bola berbentuk empat persegi panjang.
ü  Ukuran     : ukuran lapangan sepak bola adalah 100 m X 55 m.
ü  Bayangan : bayangan lereng gunung berbeda dengan bayangan jembatan.
ü  Tekstur     : tekstur hutan lebih kasar daripada tekstur padang rumput.
ü  Situs         : situs pembangkit listrik pasti berada di bawah dam.bendungan.
ü  Asosiasi    : lapangan sepak bola pasti ada gawang dan tibun.
c).  Ciri Temporal
Adalah ciri yang terkait dengan umur obyek ketika dilakukan pemotretan atau penyiaman. Tanaman jagung dan tanaman tebu akan sulit dibedakan ketika sama-sama berumur 1 bulan. Dibutuhkan pemotratan lagi untuk mengetahui jenis tanaman tersebut.
3).  Analisis
      Analisis merupakan proses untuk menunjukan kelompok – kelompok yang mempunyai kekhususan tersendiri, atau mengelompokan obyek yang mempunyai cirri sama dari identitas obyek.
4).  Deduksi ( tahap hipotesis )
      Objek yang tampak langsung pada foto udara menjadi bukti yang mengarah ke satu titik (kesimpulan).

III. Manfaat citra penginderaan jauh.
Citra pengideraan jauh sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia, misalnya :
a.    Dibidang meteorologi/cuaca.
o   Citra penginderaan jauh dapat digunakan untuk menganalisis cuaca dan melakukan peramalan cuaca. Hal ini dapat dilakukan karena dengan menggunakan citra yang diambil dari satelit maka dapat ditentukan tekanan udara suatu daerah, daerah yang berhujan, badai dan lainnya.
o   Mengamati pola angin permukaan
o   Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi
b.    Di bidang hidrologi.
o   Dengan menggunakan citra dapat dilakukan analisis perairan yang ada di daratan sehingga dengan sediaan air yang terbatas dapat diadakan perencanaan distribusi air yang ada.
o   Pemantauan daerah aliran sungai
o   Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai
o   Pemantauan luas daerah intensitas banjir
c.    Di bidang tata guna lahan
Citra dapat merekam obyek yang sangat luas sehingga dapat diketahui digunakan untuk apa saja suatu lahan/daerah. Dengan menggunakan citra dapat dilakukan perencanaan penggunaan lahan di suatu daerah.
d.   Di bidang oceanografi
o   Mengamati sifat fisis air laut ( suhu, arus dan salinitas )
o   Mengamati pasang surut dan gelombang alut ( tinggi, arah dan frekuensi )
o   Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan
o   Melakukan studi perubahan pantai, erosi, sedimentasi
e.    Di bidang kehutanan
o   Pengelolaan hutan untuk kayu
o   Perencanaan pengambilan hasil kayu
o   Pemantauan penebangan dan penghutanan kembali
o   Pengelolaan dan pencacahan margasatwa
o   Inventarisasi dan pemantuan sumbrer daya hutan, rekreasi dan pengawasan kebakaran
f.     Di bidang lain.
Karena penggunaan streoskop, maka citra yang dihasilkan bisa muncul sebagai gambar tiga demensi. Gambar tiga demensi sangat mengutungkan karena :
o   Menyajikan model obyek secara lebih jelas.
o   Menggambarkan keadaan relief tanah secara lebih jelas.
o   Memungkinkan untuk melakukan pengukuran ketinggian suatu tempat.
o   Memungkinkan mengukur perbadingan obyek yang ada.
o   Memungkinkan mengukur kemiringan suatu lereng.
g.    Karakteristik obyek yang tidak tampak jika menggunakan kamera biasa, dapat diidentifikasi dengan memanfaatkan perbedaan suhu, jika kamera yang digunakan adalah kamera infra merah.
h.    Citra dapat memberikan petunjuk untuk pemetaan daerah bencanaalam secaratepat pada saat terjadinya bencana, misalnya pemetaan daerah rawan banjir, angin ribut ataupun gunung berapi.
i.      Citra merupakan sumber data yang akurat untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada suatu daerah, seperti kecepatan pembukaan lahan, pemekaran kota, perubahan kwalitas lingkungan dan sebagainya.
j.      Citra foto udara dapat dipergunakan untuk meramalkan keadaan masa depan dan dapat mencegah kemungkinan buruk yang terjadi di masa yang akan datang.

IV. Keunggulan penggunaan citra penginderaan jauh.
a.    Citra dapat dibuat secara tepat walau untuk daerah yang sangat sulit dijelajahi. Hal ini sangat penting untuk pemetaan suatu medan.
b.    Daerah jangkauan citra sangat luas.
c.    Citra sangat menghemat waktu, tenaga dan biaya.
d.   Ketelitiannya sangat tinggi, khususnya untuk pendataan di daratan.

VII. Macam-macam satelit Penginderaan Jauh


No
Jenis Satelit
Fungsinya
1.
- Ranger ( USA )
- Viking  ( USA )
- Luna  ( Rusia )
- Venera ( Rusia )

Untuk mengindera planet
2.
- NOAA ( USA )
- Nimbus ( USA )
- Tiros  ( USA )
- Meteor ( Rusia )
- GMS ( Jepang )

Untuk mengindera cuaca
3.
- Seasat ( USA )
- MOS ( Jepang )

Untuk mengindera laut
4.
- Landsat ( USA )
- Soyuz ( Rusia )
- Spot ( Perancis )
- ERS ( Eropa )
- Quicbird ( USA dan Jepang )


Untuk mengindera Sumber daya alam
5.
Altimetri
Untuk menentukan ketinggian di permukaan bumi terhadap satelit yang mengorbit bumi
6.
GPS (Global Positioning Sistem )
Untuk menentukan posisi kecepatan waktu tepat cepat dan akurat dalam keadaan diam atau bergerak

jagad raya dan tata surya

JAGAD RAYA DAN TATA SURYA

I. Jagat Raya

Jagat raya dan alam semesta merupakan suatu ruang tanpa batas dan sangat luas. Fenomena yang menarik dari jagat raya telah memunculkan teori-teori proses pembentukan dan anggapan-anggapan mengenai jagat raya. Planet, bintang, galaksi, meteor, asteroid, gas, debu, dan benda-benda lain adalah materi-materi yang mengisi jagat raya.

A. Teori Terjadinya jaga raya

Proses terjadinya jagat raya merupakan salah satu misteri yang dicoba dipecahkan oleh manusia. Berikut ini adalah teori-teori yang menjelaskan proses pembentukan jagat raya.

1. Teori ”Big Bang”

Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yanglalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel lain.Teori ”Big Bang” ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble. Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses pengembangannya. Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya. Penemuan ini kemudian disahkan oleh ahli sains dengan menggunakan alat NASA yang

2. Teori mengembang dan memampat (The oscillating theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut

teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.Tahap ini diperkirakan 83 berlangsung selama 30 milyar tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup, kemudian memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi.

3. Teori ”Keadaan Tetap”

Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris.

Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen.

B. Anggapan-Anggapan tentang Jagat Raya dan Alam Semesta

Berikut ini adalah anggapan-anggapan manusia tentang jagat raya dan alam semesta sejak dahulu hingga sekarang.

1. Anggapan Antroposentris atau Egosentris

Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada masa manusia primitif yang menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta.

2. Anggapan Geosentris

Anggapan ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Geosentris (geo = Bumi; centrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai sekitar abad VI Sebelum Masehi (SM), saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah Bumi, sehingga Bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintang-bintang.

3. Anggapan Heliosentris

Pandangan heliosentris (helios = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang mahasiswa kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi,Nicholas Copernicus (1473–1543) pada tahun 1507 menulis buku”De Revolutionibus Orbium Caelestium” (tentang revolusi peredaran benda-benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari,dan bahwa Bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.

4. Anggapan Galaktosentris

Galaktosentris (Galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan galaksi sebagai pusat Tata Surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak mengenai galaksi.

II. Galaxy

Jika kita memerhatikan sejenak lautan bintang pada malam hari yang cerah, terpikir oleh kita betapa mahabesarnya kekuasaan Tuhan yang telah menciptakannya. Jutaan bahkan miliaran bintang dan benda angkasa tersusun secara teratur membentuk Galaksi maupun Tata Surya. Lalu apa yang dimaksud dengan Galaksi dan Tata Surya? Bendabenda apa saja yang terdapat di dalamnya?

A. Pengertian Galaksi

Galaksi adalah suatu sistem bintang atau tatanan bintang-bintang. Galaksi tersusun secara menggerombol dan tiap-tiap anggota galaksi memiliki gaya tarik-menarik (gravitasi).

B. Bentuk-Bentuk Galaksi

Menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe galaksi spiral, elips, dan tak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Hasil pengamatan para astronom menunjukkan bahwa galaksi-galaksi yang terdapat di jagat raya ini terdiri atas 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan. Walaupun begitu, galaksi elips diyakini merupakan tipe galaksi yang paling banyak terdapat di jagat raya ini. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral.

Secara rinsi bentuk-bentuk galaksi adalah sebagai berikut :

1. spiral

Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi, biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuklengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi.

Bintang-bintang tua terdapat pada kumpulan bintangbintang yang berjumlah ratusan dan berbentuk bola (gugus bola). Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi. Galaksi spiral berotasi dengan cepat sehingga membuat galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Contoh dari galaksi tipe ini adalah galaksi Andromeda dan galaksi Bimasakti. Di galaksi Bimasakti inilah Bumi sebagai bagian dari sistem Tata Surya berada.

Gmb :




2. Galaksi elips (Elliptical galaxy)

Galaksi berbentuk elips meliputi kurang lebih 17 % dari jumlah galaksi yang telah dikenal. Galaksi ini menyerupai bentuk dasar bulatan besar yang

85 berbentuk lonjong (elips) di angkasa yang memancarkan sinar yang relative terang. Contohnya, Galaksi Fornax dan Galaksi Skulpter.

3. Galaksi tak beraturan (Irregular galaxy)

Galaksi yang tidak mempunyai bentuk dasar spiral ataupun elips disebut galaksi tak beraturan. Dengan kata lain, galaksi ini terlihat seperti suatu kumpulan bintang dan benda-benda angkasa lainnya yang letaknya tidak beraturan. Contohnya Galaksi Magellan.

C. Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways Galaxy)

Galaksi kita termasuk galaksi spiral berbentuk seperti cakram dengan garis tengah kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.10086 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang

Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 × 9,5 juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan, digunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya.

Lalu, di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti.Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.

III. Tata Surya (The Solar System)

A. Pengertian tata surya

Tata Surya, adalah suatu sistem di jagat raya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit alam (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan bendabenda lainnya sebagai anggotanya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.

B. Teori terjadinya tata surya

Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan

menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.

1. Teori nebula (Kant dan Laplace)

Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.

Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.

2. Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)

Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.

3. Teori pasang surut (Jeans dan Jeffreys)

Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari.Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.

4. Teori bintang kembar (Lyttleton)

Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.

5. Teori awan debu (Weizsaecker dan Kuiper)

Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planetplanet.

Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.

C. Anggota tata surya

Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari tata surya adalah sebagai berikut:

1. Matahari (The Sun) sebagai pusat tata surya

Matahari mempunyai garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali bumi dan temperatur di permukaannya sekitar 6.0000 C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000 0 C.

Secara garis besar, struktur matahari terdiri atas tiga bagian utama, yaitu sebagai berikut. :

a. Atmosfer Matahari

Atmosfer Matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk gas, yang terdiri atas dua lapisan yaitu kromosfer dan korona. Kromosfer merupakan lapisan atmosfer Matahari bagian bawah yang terdiri atas gas yang renggang berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan gas ini merupakan lapisan yang paling dinamis karena seringkali muncul tonjolon cahaya berbentuk lidah api yang memancar sampai ketinggian lebih dari 200.000 km yang disebut Prominensa (Protuberans). Korona adalah lapisan atmosfer matahari bagian atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang berwarnaputih atau kuning kebiruan dan mempunyai ketebalan mencapai ribuan kilometer.

b. Fotosfer Matahari

Fotosfer Matahari adalah lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuningan yang terdiri atas gas padat bersuhu tinggi. Pada fotosfer matahari seringkali terlihat adanya bintik atau noda hitam berdiameter sekitar 300.000 km, bahkan ada yang berdiameter lebih besar daripada diameter bumi dengan kedalaman sekitar 800 km yang disebut umbra. Di sekeliling umbra biasanya terdapat lingkaran yang lebih terang disebut penumbra. Noda-noda hitam pada matahari secara keseluruhan dinamakan Sun spots.

c. inti Matahari

Inti Matahari, adalah bagian dari matahari yang letaknya paling dalam,

berdiameter sekitar 500.000 km dan temperatur sekitar 15.000.0000 C. Pada barisfer berlangsung reaksi inti beranting putar yang menyebabkan terjadinya sintesa hidrogen menjadi helium dengan karbon sebagai katalisatornya.



2. Planet-planet (The planets)

a. pengertian planet

Kata planet berasal dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti pengembara. Hal ini disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah tetap. Planet adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi bintang (Matahari). Sebagian besar planet mempunyai pengiring atau pengikut yang disebut Satelit yang beredar mengelilingi planet.Sebelumnya, para ahli menetapkan bahwa di dalam tata surya terdapat sembilan planet. Sembilan planet tersebut berdasarkan urutannya dari matahari yang terdiri atas planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto.

Sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, maka berdasarkan Sidang Umum International Astronomical Union (IAU) ke-26, pada tanggal 25 Agustus 2006 di Praha, ditetapkan delapan planet dengan mengeluarkan Planet Pluto dari Sistem Tata Surya kita. Sementara itu, Pluto diturunkan statusnya sebagai kategori planet kerdil bersama-sama dengan Xena dan Asteroid Ceres. Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota keluarga planet tata surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi baru tentang planet. Dalam resolusi tersebut, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit matahari, berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit lain pada orbit tersebut)

b. macam-macam planet

Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut.

1) Berdasarkan massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

a) Planet bermassa besar (Superior planet), terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

b) Planet bermassa kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

2) Berdasarkan jaraknya ke matahari, planet dapat dibedakan atas planet dalam dan planet luar.

a) Planet dalam (Interior planet), yaitu planet-planet yang jarak rata ratanya ke matahari lebih pendek daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk planet dalam, adalah Planet Merkurius dan Venus.

b) Planet luar (Eksterior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya ke matahari lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Berikut ini dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota tata surya.

1) Merkurius

Merkurius merupakan planet paling dekat ke matahari, jarak rata-ratanya hanya sekitar 57,8 juta km. Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat panas (mencapai 4000C), sedangkan malam hari sangat dingin (mencapai - 2000 C). Perbedaan suhu harian yang sangat besar disebabkan planet ini tidak mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran paling kecil, garis tengahnya hanya 4.850 km hampir sama dengan ukuran bulan (diameter 3.476 km). Planet ini beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong) dengan periode revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode rotasinya sekitar 59 hari.




2) Venus

Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar 42 juta km, sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu noktah kecil yang sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja hari. Venus sering disebut sebagai bintang kejora pada saat Planet Venus berada pada posisi elongasi barat dan bintang senja pada waktu elongasi timur. Kecemerlangan planet Venus disebabkan pula oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang menyelubunginya dan berfungsi memantulkan cahaya matahari. Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat, sehingga pada siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan atmosfer. Diameter planet Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah sesuai jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225 hari.




3) Bumi (The Earth)

Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya sekitar 365,25 hari, dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah barat-timur. Planet bumi mempunyai satu satelit alam yang selalu beredar mengelilingi bumi yaitu Bulan (The Moon). Diameter Bumi sekitar 12.756 km hampir sama dengan diameter Planet Venus.




4) Mars

Keadaan di Mars paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan terdapatnya kehidupan. Karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan waktu mempelajari Mars daripada planet lain. Jarak rata-rata ke Matahari sekitar 228 juta km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode rotasi sekitar 24 jam 37 menit. Diameter planet sekitar setengah dari diameter bumi (6.790 km), diselimuti lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai dua satelit alam, yakni Phobos dan Deimos.




5) Jupiter

Jupiter merupakan planet terbesardi tata surya, diameter sekitar 142.600 km, terdiri atas materi dengan tingkat kerapatannya rendah, terutama hydrogen dan helium. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya dengan sangat cepat yakni sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya sekitar 11,9 tahun. Planet Jupiter mempunyai satelit alam yang jumlahnya paling banyak yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar yaitu Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.




6) Saturnus

Saturnus merupakan planet terbesar ke dua setelah Jupiter, diameternya sekitar 120.200 km, periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini mempunyai tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar (diameter 273.600 km), Cincin Tengah (diameter 152.000 km), dan Cincin Dalam (diameter 160.000 km). Antara Cincin Dalam dengan permukaan Saturnus dipisahkan oleh ruang kosong yang berjarak sekitar 11.265 km.

Planet Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet Saturnus mempunyai satelit alam berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.

7) Uranus

Uranus mempunyai diameter 49.000 km hampir empat kali lipat diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada planet ini searah dengan arah datangnya sinar matahari, sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfernya dipenuhi hidrogen, helium dan metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima satelit alam yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km.




8) Neptunus

Neptunus merupakan planet superior dengan diameter 50.200 km, letaknya paling jauh dari matahari. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km. Periode revolusinya sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar 15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana, dan amoniak yang lebih padat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus. Satelit alam yang beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan Nereid. Planet Neptunus mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup di bagian dalam yang mempunyai lebar sekitar 15 km




3. Komet

Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda angkasa, es dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu lintasan sangat elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet. Kepala komet mempunyai diameter lebih atas 65.000 km, meliputi inti komet dan selubung gas yang disebut koma, sedangkan ekor komet dapat mempunyai panjang sampai ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari.




4. Asteroid

Asteroid atau planetoid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang bergerak mengelilingi matahari. Sebagian besar asteroid ditemukan antara orbit Mars dan Jupiter. Dalam orbit ini, terdapat lebih dari 1.150 asteroid yang memiliki diameter lebih dari 30 km. Dalam tata surya kita, diperkirakan terdapat 30.000 asteroid, dan 6.000 di antarnya telah diketahui dengan pasti orbitnya.




5. Meteor dan meteorit

Meteor, adalah benda angkasa berupa pecahan batuan yang jatuh masuk ke dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam atmosfer bumi akan terjadi gesekan dengan udara, sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan terbakar. Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bumi disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut kawah meteorit, contohnya Kawah Meteorit Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya sekitar 1.265 m.

Berdasarkan jenis kandungan unsurnya, meteorit dibedakan menjadi dua kelompok meteorit, yaitu sebagai berikut.

a. Meteorit batu, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besarterdiri atas kalsium dan magnesium.

b. Meteorit logam, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas ferum dan nikel.




6. Bulan (The moon)

Bulan merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi bumi dalam suatu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu, bulan disebut sebagai satelit alam bumi (satelit artinya pengikut). Diameternya ± 3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata ke bumi sekitar 384.000 km. Periode revolusi bulan terhadap bumi sekitar 27,3 hari, sedangkan periode rotasinya tepat sama dengan revolusinya yaitu 27,3 hari atau satu bulan sideris, yaitu peredaran bulan mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran penuh (3600).